GARUT – Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, menyampaikan jika hingga saat ini berdasarkan informasi dari kewilayahan, gempa yang terjadi di Kabupaten Garut dengan kekuatan 6.4 Skala Richter (SR) tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kalak BPBD Garut, ketika melakukan siaran pers didampingi Plt. Asisten Daerah (Asda) 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Sekretariat Daerah (Setda) Garut, Ganda Permana, dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Garut, Muksin, di Kantor BPBD Garut, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Sabtu malam (3/11/2022).
Meski demikian, ia mengakui pihaknya mendapatkan laporan, bahwasanya ada beberapa rumah warga yang terdampak akibat gempa yang terjadi sore hari ini.
“Namun, ada beberapa rumah yang terdampak di beberapa wilayah, namun itu juga insya Allah besok (hari ini) kita akan melakukan assesment kepastiannya, dan apakah itu diakibatkan hujan atau diakibatkan dari gempa bumi,” tegas Kalak BPBD Garut.
Untuk sementara, imbuh Satria, hingga hari Sabtu 3 Desember 2022 pukul 22.30 kondisi Kabupaten Garut khususnya yang ada di kewilayahan dan perkotaan dalam kondisi aman.
“Dan untuk sementara sampai pukul 22.30 hari, kondisi kewilayahan tetap aman, perkotaan juga aman, Alhamdulillah tidak ada hal-hal yang tidak diharapkan akibat kecelakaan (gempa bumi), (pemantauan) berjalan lancar,” tandasnya.
Dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa M 6,4 yang mengguncang wilayah Selatan Garut pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49 WIB disebabkan oleh aktivitas dalam lempeng Indo-Australia(instralab).
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Gempa yang terjadi kemarin sore tidak menunjukkan adanya anomali muka laut atau dengan kata lain tidak berpotensi tsunami.
Kendati demikian, gempa di wilayah Garut-Tasik sudah terjadi beberapa kali dan memakan korban jiwa.
Dari catatan BMKG, setidaknya ada lima gempa kuat yang pernah mengguncang wilayah Garut-Tasik hingga membuat bangunan rusak parah dan menimbulkan ratusan korban jiwa.
Dampak gempa Garut terparah terjadi pada 2006, berikut rinciannya: Gempa M 5,7 pada 6 Juli 1990. 22 luka parah, 99 luka ringan, dan 3.689 rumah rusak.
Gempa M 6,9 pada 15 Desember 2017. Gempa ini menyebabkan 4 orang meninggal, 11 luka berat, 25 luka ringan, ribuan rumah rusak.
Gempa M 6,1 pada 2 November 1979. 40 orang meninggal, 212 luka-luka, lebih dari 163 rumah dan bangunan roboh, 3 masjid rusak parah.
Gempa M 7,3 pada 2 September 2009. 111 meninggal, 27 orang hilang, 1.297 orang luka-luka, dan 25.000 rumah rusak.
Gempa ini menyebabkan tsunami. Gempa M 6,8 pada 17 Juli 2006. 665 orang meninggal, 9.275 orang luka-luka, 65 orang dinyatakan hilang, 1.623 rumah rusak, dan 874 perahu rusak. Gempa ini juga menyebabkan tsunami saat itu. (Edy S.)