Lumajang, FBI.www.tabloidfbi.com-Rumah sakit Islam (RSI) Lumajang terkenal ramah dalam pelayanan, ternyata ada oknum karyawannya yang diduga arogan. Oknum petugas piket jaga malam diruangan UGD (Unit Gawat Darurat) Selasa malam (11/10/2022) telah menabrak perintah kepala rumah sakit. Dengan menolak pasien yang masuk ruangan URG, kuat dugaan telah melakukan pembohongan kepada pasien, beralibi kamar sudah penuh semua.
Seperti yang dialami oleh Hari warga desa Tukum kecamatan Tekung yang sekaligus ketua LSM-LPKPK Lumajang. Dimana saat istrinya yang sakit dan membutuhkan pertolongan segera, namun kuat dugaan sengaja tidak dilayani.
“Istri saya sakit dan mulutnya mengeluarkan darah, Selasa malam sekitar pukul 02.00 wib saya bawa kerumah sakit Islam diruangan UGD. Awalnya ditolak oleh petugas piket jaga malam atas nama Andre dengan alibi ruangan sudah penuh semua. Bahkan tidak ada itikat baik untuk membantu membawa istri saya masuk ruangan UGD, akhirnya saya bopong sendiri.” Ucapnya kepada awak media Rabu (12/10/2022).
Masih menurut Hari, “Setahu saya yang namanya UGD setiap pasien yang membutuhkan pertolongan pertama wajib dilayani. Terlepas ruangan sudah penuh atau tidak, baru setelah itu diberikan petunjuk dan diarahkan kemana. Namun setelah saya cek langsung keruangan RSI ternyata masih banyak yang kosong, inilah yang sempat membuat saya sedikit emosi. Sudah melanggar aturan pelayanan dan indikasi melakukan pembohongan kepada pasien. Saya akan menghadap kepala rumah sakit, untuk konfirmasi terkait pelayanan dan ulah oknum anak buahnya.” Tandasnya.
Andre oknum petugas piket jaga malam saat itu yang dimaksud ketika dikonfirmasi oleh awak media melalu whatssap nya mengatakan, kalau segera dimulai pembangunan dan dalam rangka Survei Akreditasi jadi belum menerima pasien. Ya kalau salah saya minta maaf atas perlakuan tersebut, tolong kalau bisa jangan diberitakan. Karena menyangkut nama rumah sakit dan saya bekerja disitu, minta tolong jangan sampai ke Dinas kesehatan biar gak berdampak kepada pekerjaan saya.” Ujarnya.
Setelah itu penelusuran berlanjut kepada kepala rumah sakit Dr Yunan diruangan yang akan dipakai rapat Survei Akreditasi. Karumkit mengakui kalau anggotanya salah presepsi kepada perintahnya.
” Memang saya memerintahkan apabila ruangan yang akan direhab jangan diisi pasien dulu. Tapi bukan untuk menolak pasien yang membutuhkan pertolongan segera. UGD tidak boleh menolak pasien, apapun kondisinya wajib diterima dan dilayani. Untuk itu saya mohon maaf atas pelayanan yang dilakukan anak buah saya, segera kami tindaklanjuti peristiwa ini. Akan kami panggil yang bersangkutan kemungkinan hari Jumat, karena sekarang masih sibuk dengan Survei Akreditasi. Kami berterima kasih diingatkan dan masukannya demi kebaikan pelayanan di rumah sakit Islam ini.” Tegasnya.
Setelah terbitnya berita ini penelusuran akan berlanjut ke Dinas kesehatan, tanggapan dan sangsi apa yang akan diberikan kepada oknum pegawai RSI diduga telah menciderai etika pelayanan yang akan berdampak kepada nama baik dan reputasi Rumah Sakit Islam tersebut. (Den)