Selasa, Januari 21, 2025
BerandaFOKUS BERITA JATIMLumajangJeritan Hati Warga Transmigrasi Asal Lumajang, Ibarat Sampah Yang Dibuang

Jeritan Hati Warga Transmigrasi Asal Lumajang, Ibarat Sampah Yang Dibuang

Lumajang, FBI.www.tabloidfbi.com- Warga asal Lumajang yang ikut program transmigrasi tahun 2010 ke Sulawesi tengah tepatnya di kabupaten Ulu. Berangkat bersama keluarga dengan harapan bisa merubah nasib, dan mendapatkan fasilitas sesuai ketentuan pemerintah. Yaitu rumah untuk tempat tinggal dan tanah untuk bercocok tanam, namun ternyata fakta dilapangan yang didapatkan tidak sesuai harapan dan angan-angannya sebelum berangkat. Lima (5) orang anggota transmigrasi dari kabupaten Lumajang terdiri dari desa tekung, Sukodono, Yosowilangun, Wonorejo, Kedungjajang.

Bowo yang tergabung dari salah satu anggota transmigrasi 5 orang pemberangkatan dari kabupaten Lumajang. Menceritakan kalau dirinya beserta keluarga ikut program transmigrasi pemberangkatan tahun 2010.
“Saya beserta keluarga ikut transmigrasi dari Lumajang dengan 5 orang diberangkatkan dari Surabaya ke Sulteng. Dengan harapan dapat merubah nasib, dengan hidup bertani disana. Tapi setelah sampai dilokasi kami sangat kaget, karena hak sesuai ketentuan pemerintah tidak kami terima.” Ucapnya kepada awak media FBI Rabu (20/09/2022).

“Kami mendapatkan hunian tapi tidak ada surat kepemilikan, dan mendapatkan SERTIFIKAT tanah tapi tidak ada (Tidak tahu) lahannya. Jadi ketika mau mulai bekerja bingung tanahnya dimana. Karena kami pemula yang tidak tau apa-apa, jadi berusaha sendiri untuk bertahan hidup disana. Yang lebih aneh lagi, sepertinya program ini dibuat ajang bisnis. Karena rombongan trans dari luar Lumajang, mereka sudah sering ikut program ini. Ketika sampai dilokasi dirasa tidak sesuai dengan harapannya, mereka langsung komunikasi dengan pihak terkait untuk minta pindah lokasi.” Papar Bowo.

” Selama sekitar 12 tahun kami mencoba mengadu nasib dengan memutar otak sendiri disana. Dan sampai kami pulang kemarin belum tahu lahan yang ada di SERTIFIKAT itu. Saya sudah ber KTP Sulawesi, setelah bisa mandiri membuat iri warga pribumi. Akhirnya kami sekeluarga pulang kelumajang lagi bulan Maret 2022.
Yang disayangkan adalah bentuk perhatian dan tanggung jawab dinas tenaga kerja kabupaten Lumajang, tidak ada sama sekali. Ibaratkan membuang sampah setelah terbuang ditinggalkan begitu saja, tanpa ada kepedulian sama sekali.” Sambungnya.

Masih menurut Bowo, ” Sampai disini (Lumajang) kami kembali ngontrak rumah didesa Mojosari kecamatan Sumbersuko untuk tinggal sekeluarga. Pengalaman ini merupakan suatu pelajaran berharga, setidaknya jangan ada yang mengalami nasib sama seperti kami. Sekarang masih ada teman 1 orang yang tinggal disana (Sulawesi) berasal dari desa Wonorejo kecamatan Kedungjajang. Harapan kami pemerintah pusat, khususnya pemkab Lumajang tolong perhatikan nasib orang yang mengalami kejadian seperti kami. Semoga apa yang menjadi hak kami sebagai warga transmigrasi, karena kami juga warga negara yang mempunyai hak yang sama.” Imbuhnya. (Den)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments