LUMAJANG – Banyak warga yang mulai teriak akibat ulah oknum Sekdes Bago Kecamatan Pasirian kabupaten Lumajang, yang diduga telah melakukan banyak penipuan kepada warganya. Kehidupan dan ekonominya Morat Marit (kacau) disenyalir karena gemar judi online, sering menyalah gunakan kewenangan untuk mendapatkan uang. Informasi dari banyak warga maupun sesama perangkat desa, dia (sekdes) banyak hutangnya. Sampai berita ini terbit, sekdes Bago “AF” susah ditemui dan dihubungi banyak sekali alasannya.Sabtu (17/09/2022).
Seperti cerita Ceng Ming warga Lumajang kota yang jadi korban modus sekdes Bago yang mengurus Sertifikat (SHM) sejak tahun 2019 sampai sekarang belum kelar, setelah diusut ternyata belum diurus (didaftarkan) admintrasinya.
“Saya sudah mengeluarkan uang sekitar 100 juta, untuk mengurus balik nama tanah (SHM) melalui sekdes Bago mulai tahun 2019. Namun sampai sekarang belum kelar, ternyata belum didaftarkan ke BPN Lumajang. Semua hanya modus dan akal-akalan dia, kalau ditanya mbulet dan banyak alasan yang disampaikan.” Tutur Ceng Ming.
Ternyata hal itu bukan sesuatu yang aneh bagi warga desa Bago, seperti ungkapan salah satu warga yang tidak bersedia disebutkan namanya.
“Kalau ulahnya dia (sekdes) kami sudah gak kaget mas karena hampir semua orang disini kena tipu dengan dalih pinjam. Tapi ujung-ujungnya ya gak ada kabar, hilang seperti ditelan bumi. Memang orangnya terkenal licin dan seperti gak punya malu, gak menghargai jabatan yang disandangnya. Sampai istrinya saja gak tahan akhirnya minta cerai, karena kelakuannya dia.” Ungkapnya.
Pernyataan semua diatas diaminkan oleh beberapa staf desa, “Sekdes kami memang keterlaluan, pernah lama tinggal dikantor desa (ruangannya), ya gitu joroknya minta ampun. Ruangan seperti kapal pecah, tidak etis banget, kami risih melihatnya masak ruangan dinas seperti itu. Sudah banyak orang yang mengeluh jadi korban modusnya dia.
Bahkan sertifikat (SHM) kantor desa juga digadaikan, gak tau uangnya buat apa. Pak kades sampai geram karena ulahnya, dulu juga pernah lama gak masuk dinas hampir 2 bulan.
Jadi kami seperti tidak ubahnya tidak memiliki sekdes, karena kami sering menghendel pekerjaannya dan jujur kami malu punya pimpinan seperti itu.,” Pungkasnya. (Den)