Puskesmas Padaherang Gelar Aktif Pemberian TPT.
Pangandaran
www.tabloidfi.com-Sasaran program TBC UPTD Puskesmas Padaherang salah satu nya adalah meningkatkan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT).
Programer TB Paru UPTD Puskesmas Padaherang Panji Nugroho Mulyo, S. Kep.,Ners mengatakan Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb).
Indonesia termasuk Negara dengan beban TBC tinggi dimana saat ini menduduki peringkat ketiga di dunia.
“Dengan insiden sebesar 845.000 atau
sebesar 320/100.000 penduduk dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau sebesar
40/100.000 penduduk dan 3,6/100.000 penduduk TBC-HIV,” ungkapnya saat dihubungi melalui pesan Whatsapp (19/9/2023) Selasa malam.
Menurutnya, target capaian kasus TB UPTD Puskesmas Padaherang tahun 2023 sebanyak 79 penderita, akan tetapi sampai bulan September ini baru ditemukan 50 penderita, berarti hanya sekitar 63% dari target.
“Maka dari itu untuk menunjang kegiatan penanggulangan TB diwilayah kerja UPTD Puskesmas Padaherang, kami memiliki inovasi Temukan,Obati beserta Masyarakat atau biasa di sebut (TOSERBAMassa ) yang dilaunchingkan pada bulan November tahun lalu,” ucapnya.
Dia menjelaskan, orang yang terdiagnosa Tuberkulosis dapat menularkan pada orang disekitarnya bahkan bisa menyebabkan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB).
ILTB ini merupakan suatu keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak timbul gejala sakit TBC.
“Orang dengan ILTB apabila dilakukan TuberculinSkinTest (TST) atau pemeriksaan Interferon Gamma-ReleaseAssay (IGRA) hasilnya akan positif, tetapi hasil pemeriksaan rontgen
thoraxnormal serta hasil pemeriksaan dahak dan XpertMTB/Rif negative,” paparnya.
Lebih lanjut, Dia mengatakan beberapa hasil studi menunjukkan, sekitar 5-10% orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TBC aktif, biasanya terjadi dalam 5 tahun sejak pertama kali terinfeksi. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Malnutrisi, orang yang sedang menjalani pengobatan kanker atau sedang menjalani
dialisis beresiko mengalami penyakit TBC lebih tinggi dari pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh normal,” katanya.
Kendati demikian, kata Panji resiko penyakit TBC pada ODHA, anak kontak serumah dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dan kelompok beresiko lainnya dapat dikurangi dengan pemberian TPT. Jadi secara umum pemberian TPT adalah untuk mencegah orang yang kontak dengan penderita TB dan menjadi infeksiLatenTuberkulosis (ILTB) tidak berkembang atau menjadi terkena penyakit TB Paru.
Pemberian TPT Pada kontak serumah penderita TB diwilayah kerja UPTD Puskesmas Padaherang dimulai padabulan Oktober tahun 2022 lalu tapi belum maksimal dikarenakan terbatasnya logistic TPT dan belum pahamnya sasaran untuk mau
diberikan TPT.
Namun, tahun ini logistik TPT mulai mencukupi dan pemahaman sasaran tentang penting nya minum TPT, maka semakin banyak sasaran yang maumenjalani program TPT.
“Bahkan sampai semester 1 tahun 2023, baru Puskesmas Padaherang yang menjalankan pemberian TPT ini, dan baru pada bulan Agustus Puskesmas lain yang ada di Pangandaran mengikuti kegiatan ini walau masih terbatas, sebab tidak mudah meyakinkan sasaran untuk minum TPT,” jelasnya .
Panji mengatakan, Kunci dari kegiatan TPT ini adalah komunikasi yang baik dan mampu meyakinkan sasaran untuk minum TPT agar yang kontak denga penderita TB tidak menjadi ILTB atau bahkan sakit TB.
“Pemberian TPT ini merupakan kegiatan tahunan yang berkelanjutan untuk menekan jumlah penderita TB sesuai program pemerintah untuk eliminasi TB pada tahun 2030,” pungkasnya.
(Irmansyah)