Ketua DPRD : Desa Pangandaran Harus Menjadi Inisiator Hajatan Tanpa Sampah.
Pangandaran
Www.tabloidfbi.com
Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Asep Noordin.H.M.M menginginkan Desa Pangandaran menjadi inisiator dan menjadi desa pertama di Kabupaten Pangandaran yang pada saat mengadakan event dan hajatan yang tanpa sampah.
“Bisa, pasti bisa selama kita punya keinginan yang kuat,” ujar Asep pada saat mengadakan event dan hajatan yang tanpa sampah.
Asep mengatakan, untuk memperkuat hal tersebut diharapkan pemerintahan desa segera membuat peraturan desanya.
“Selain itu juga, bukan hanya desa tetapi pemerintah daerah juga harus terlibat, untuk membuat regulasinya minimal peraturan desa,” katanya.
Jajang seorang pegiat lingkungan sekaligus tour guide mancanegara mengatakan, alasan mengapa menyuarakan tanpa sampah di hajatan karena kebanyakan turis mancanegara sangat senang ketika dibawa tour ke tempat hajatan dibandingkan dibawa tour ke kawasan wisata.
“Turis asing itu bukan ke Ijen atau Bromo, mereka lebih tertarik ke tempat hajatan karena melihat daripada keunikannya, kegiatan besar dilaksanakan dengan gotong royong,” paparnya.
Namun demikian, para turis asing menyayangkan banyaknya sampah yang berserakan di lokasi hajatan.
“Mereka selalu bertanya kenapa sampah berserakan, ya saya tidak bisa menjawab,” cetusnya.
Tokoh warga RW 06 Dusun Pangandaran Barat Asep Rahman mengatakan, bahwa pengelolaan sampah sebagaimana yang diatur di dalam Undang-undang wajib dikelola oleh orang per orang.
Menurutnya, dilatar belakangi hal tersebut, maka warga RW 06 yang diinisiasi oleh Ketua RW melakukan aksi dengan mengedukasi masyarakat terkait pengelolaam sampah.
“Edukasi 3R ini kita implementasikan di kegiatan masyarakat, seperti dihajatan dengan sampah berkahnya,” jelasnya.
Kedepan setelah masyarakat sadar, akan bertahap pada pengolahan sampah limbah rumah tangga yang profitable.
“Nanti kita akan rumuskan bagaimana pengolahan sampah rumah tangga yang bisa menjadikan pundi-pundi ruoiah, memang sejatinya harus ada bank sampah terlebih dahulu,” tukasnya.
(Irman).
