Selasa, Januari 21, 2025
BerandaFOKUS BERITA JABARMajalengkaKirab Budaya Siraman Pusaka Talaga Manggung di Bulan ke Sembilan

Kirab Budaya Siraman Pusaka Talaga Manggung di Bulan ke Sembilan

MAJALENGKA – Upacara adat siram pusaka yang selalu dilaksanakan setiap tahun bulan ke sembilan pada tanggal tertentu, adalah tanggal Kramat dalam pemahaman dan keyakinan para sepuh di talaga manggung.
Dengan diadakannya Kirab budaya Siraman Pusaka Talaga manggung merupakan salah satu upacara tradisional yang tetap dapat dipertahankan oleh para anak cucu , cicit turunan talaga manggung, Senin (12/09/2022).

“Benda-benda pusaka yang masih dikeramatkan akan selalu dijaga kelestariannya karena pusaka tersebut milik seorang raja talaga manggung waktu pada zamannya, bisa disebut sebagai warisan para raja pendahulunya, menurut pemahaman masyarakat talaga, raja adalah turunan atau jelmaan dari dewa yang diberi wewenang untuk mengatur dan memerintah, dijaga karena mempunyai nilai keramat dan hanya keturunan raja yang mampu dan kuat memiliki serta menyimpan benda pusaka tersebut serta benda yang dianggap keramat tadi diberi kehormatannya dengan gelar nama , seperti halnya mahluk hidup, agar tidak tertukar, yang sudah barang tentu untuk memudahkan orang menyebut pusaka tersebut.” Terang salah seorang aparat desa kepada tim FBI.

“Dari acara yang tersirat yang terkandung dalam upacara tradisi yang dilaksanakan Senin 12 September 2022 sudah tentu jelas bisa dihayati dan dipedomani karena memiliki nilai filosofis dari generasi penerus, di era saat sekarang ini, era globalisasi modern justru masih tetap dipertahankan nilai adatnya dari talaga manggung itu karena memiliki nilai-nilai historis, dengan maksud upaya meneruskan tradisi yang sekaligus merupakan langkah pelestarian warisan budaya para leluhur yang terdahulu”. Ungkap Herman selaku pimpinan redaksi FBI.

Dituturkannya kembali oleh panitia kepada Herman saat perayaan bahwa sebelum upacara adat siraman dimulai atau diselenggarakan, banyak yang datang untuk ngalap berkah dengan jalan mengambil air dari bermacam mata air pegunungan di wilayah Nunuk untuk disiramkan pada pusaka tersebut, bahkan dari Situ Sanghyangpun air yang ada di dalam nya mengandung berkah yg di yakini oleh masyarakat yang datang untuk berziarah ke makam raja talaga manggung dan air bekas siraman pusaka orang berebut untuk mengambilnya, karena di yakini untuk hal hal yang dianggap kebaikan di rumah maupun di sawah ladang nantinya.

Acara yang diselenggarakan berjalan dengan lancar, sesuai rencana. Demikian peninggalan sejarah turun temurun di Talaga Manggung selalu dipercaya masyarakat akan membawa berkah dalam kehidupan, pungkas Herman. (Eli Nursari)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments