Koordinasi Dan Komunikasi Yang Baik Jadi Kunci Sukses Pembuatan Irigasi Tanah Dalam Di Desa Sindangangin.
Kabupaten Ciamis
www.tabloidfbi.com-Irigasi Tanah Dalam adalah jaringan yang airnya berasal dari tanah, dimana dalam jaringan irigasi tersebut ada infrastruktur yang terdiri dari sumur dan instalasi pompa, juga di dalam saluran irigasi air tanah ini termasuk ada bangunan di dalamnya.
Teknologi irigasi tanah dalam ini didesign untuk meningkatkan produktivitas pertanian, seperti halnya pembangunan irigasi air tanah dalam yang sedang berlangsung di Dusun Sapuangin RT 007 RW 002 Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok yang bersumber dari Dana Lokasi Khusus (DAK) TA.2023.
Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu Warsiman mengatakan, dalam proses pembuatan jaringan irigasi air tanah hari ini agendanya sedang ada perbaikan pemasangan besi, dimana besi untuk tiang itu memakai besi ukuran 12 sedangkan untuk cincin memakai besi 8, sementara untuk pengeboran sudah selesai dengan kedalaman 30 meter.
“Untuk pemasangan besi kita sesuaikan dengan spesifikasi yang sudah disesuaikan dalam perencanaan awal, adapun hasil penentuan dari geolistik di kedalaman 30m itu dikarenakan sudah dilakukan uji coba dalam pengolahan lahan untuk mengaliri sawah, dan ternyata airnya dirasa sudah mencukupi, maka keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan kelompok tani,” ungkapnya, Selasa (3/10/2023).
Warsiman menambahkan, dalam perencanaan awal kedalamannya itu harus 100m, tetapi pada kedalaman 30m airnya sudah mencukupi untuk mengaliri sawah, maka dari itu ada peralihan anggaran, hasil dari koordinasi yang dilakukan dengan pendamping dan kelompok tani, anggaran tersebut dialihkan untuk pembuatan saluran distribusi pengairan.
Senada, Pendamping/tim Teknis Fasilitator Program Hasan S.T mengatakan, untuk Pembangunan irigasi air tanah dalam di dusun sindangangin ini sedang berjalan.
“Kami selalu berkoordinasi dengan kelompok tani guna menghindari miskomunikasi, dengan komunikasi dan koordinasi yang berjalan lancar, ketika ada kesalahan dalam pembacaan gambar dan realisasi di lapangan secepatnya bisa di lakukan perbaikan agar sesuai dengan perencanaan awal,” paparnya
“Awalnya memang kedalaman pengeboran harus 100m, namun sesuai hasil geo, karena akuifer ada di kedalaman 30m maka di kedalaman lebih dari 30 meter tidak mendapatkan lagi sumber air baik akuifer maupun akuitar, maka dari itu tambah dan kurangnya dari peralihan anggaran tersebut kita alokasikan menjadi saluran distribusi sepanjang 179m,” jelasnya.
Koordinator/penyuluh pertanian BPP Lakbok Dani Yusuf mengatakan, selalu kita tekankan untuk terus berkoordinasi dan komunikasi yang baik dan lancar antara kelompok tani dan tim pendamping.
“Kami mengintruksikan kepada kelompok tani yang belum memahami gambar spesifikasi untuk terus berkoordinasi dan komunikasi dengan pendamping, sehingga dalam pembuatan irigasi tanah dalam ini sesuai dengan gambar teknis yang ada,” ujarnya.
“Untuk menghindari adanya miskomunikasi di lapangan antara kelompok tani dengan pendamping, sebaiknya ada koordinasi dan komunikasi yang lebih intens antar ke dua nya, kita dari BPP juga sama-sama selalu memantau setiap pekerjaan di lapangan, supaya hasilnya sesuai teknis dan aturan yang ada,” tukasnya.
(Irmansyah Fbi)