Masih Menjadi Buah Bibir, Kini Masyarakat Pertanyakan Kwalitas Produk Beton.
Kabupaten Ciamis
www.tabloidfbi.com-
Pembangunan jalan usaha tani di Desa Purwadadi Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis masih menjadi cibiran masyarakat, pasalnya kini masyarakat pertanyakan kwalitas produk beton.
“Itu sebetulnya produk beton pengerjaannya manual atau memakai batching plan, kemarin kan kata Pemerintah Desa memakai batching plan, tapi kok sepertinya pengerjaan nya manual, terlihat materialnya hanya diolah di mobil molen saja habis itu dibawa ke lokasi lalu dituangkan dihamparan lokasi yang mau di cor beton, secara kwalitas kan pasti berbeda, ” ungkap Solehudin putera daerah asal Purwadadi Jum’at (7/4/2023)
Lebih lanjut Solehudin menyampaikan, sebetulnya yang namanya batching plan itu dari mulai takaran pasir, semen dan yang lainnya kan diolah memakai mesin, kalau ini batching plung apa bedanya dengan manual, padahal terdengar kabar dari Pemerintah Desa Purwadadi menggadang gadang pengerjaan jalan usaha tani ini betonnya bukan hasil manual atau hanya formalitas.
“Kami sangat menyayangkan, selaku warga desa Purwadadi ketika ada pembangunan tapi dinilai asal jadi, apa perlu dilakukan pengujian untuk membuktikan kwalitas cor betonnya,” Tuturnya.
Kendati demikian, kata Solehudin ketika ada pembangunan khususnya untuk kepentingan masyarakat Desa, jangan dijadikan ajang untuk meraup keuntungan segelintir orang atau kelompok.
“Itu uang negara, jangan seenaknya dipakai, apalagi ini pembangunan untuk kepentingan bersama, kami sebagai masyarakat merasa kecewa, yang benar ini kwalitas betonnya yang mana, manual atau memakai batching plan, ” cetusnya.
Terpisah samsul Aripin pengelola batching plan, menanggapi polemik yang ada di masyarakat, dirinya mengatakan menjual beton sudah sesuai spek beton yang diinginkan oleh Pemerintah Desa.
“Kalau memang ada polemik di masyarakat terkait batching plan, Ya saya katakan inilah perwujudan batching plan, kami sudah sesuai dengan aturan aturan jayamix, itu juga kalau spesifikasi komposisi kami menggunakan mutu beton K200, mungkin sebagian masyarakat tidak tau perwujudan batching plan itu bagaimana,” jelasnya.
Selain itu juga, Samsul mengatakan satu mobil molen itu tergantung lokasi, tidak semua medan rata, itu tinggal dilapangannya bagaimana.
“Saya hanya menjual beton adapun satu mobil molen menjadi berapa meter itu tergantung orang yang dilapangan, kalau dihamparan ketika berbicara lebarnya 2,5 meter, satu mobil molen jadi sekian meter misalkan, saya rasa tergantung ketebalan, pada intinya saya hanya menjual beton ke pihak Desa dengan spek yang sudah sesuai,” pungkasnya. ( irmansah )