PANGANDARAN – Salah satu cara menunjukan rasa cinta kepada Nabi besar Muhammad SAW dibulan kelahirannya SLB Negeri Widi Asih Parigi memperingati maulid Nabi Muhammad SAW di aula sekolah dengan mengusung tema “sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai simbol yang hakiki” diikuti oleh semua guru dan murid berlangsung dengan khidmat, Jum’at (21/10/2022).
Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diisi dengan beberapa mata perlombaan diantaranya lomba merapihkan alat sholat, lomba membuat dan mewarnai kaligrafi, lomba bersholawat, lomba hafalan do’a, fashion show islami.
Lina Dewi Sartika, S.Pd selaku Wakasek Kesiswaan mengatakan di tengah keterbatasan semua murid sangat antusias mengikuti semua mata lomba, berani tampil di depan umum.
“Meskipun banyak murid yang masih malu-malu, harus dibujuk rayu terlebih dahulu baru berani maju tampil ke depan, dan alhamdulillah semua murid mau mengikuti perlombaan, terlebih lagi ada hal unik pada peserta didik tunarungu dalam lomba fashion show islami, mereka punya modalitas penglihatan yg luar biasa dibanding kita, sebagai dampak hambatan pendengarannya”, ungkapnya.
“Mungkin yang mereka tahu dunia itu sunyi tapi penuh warna, hal ini jelas berpengaruh terhadap penampilan mereka dalam berpakaian, secara fashionabel anak tunarungu pasti enggan kalau tidak terlihat good looking, karena bagi mereka tidak sedap dipandang mata, ditambah mereka punya modalitas keluwesan dalam bergerak, tentu penampilan fashion show mereka tampak memukau bak model profesional, ini akan berbeda dengan anak tunagrahita apalagi yang down syndrome, muka mereka yang unik (kembar sedunia) meski agak kaku tapi lucu”, cetusnya.
“Kami berharap sesuai dengan tema peringatan maulid nabi kali ini peserta didik dapat mengaplikasikan sunnah rosul sebagai rasa mahabbah kepada Rasululloh SAW, dan bisa mencontoh sifat-sifat rosul dalam kehidupan sehari-hari” jelasnya.
“Selain itu juga harapan kami kepada Pemerintah Daerah, mari bersama-sama dengan kami lembaga pendidikan SLB menciptakan lingkungan masyarakat yang inklusif, ramah disabilitas, baik dalam segi fasilitas umum, maupun segi sosial, terutama dalam pengakuan kaum disabilitas dalam dunia kerja maupun usaha, sehingga tidak ada lagi anak disabilitas yang tidak terlayani pendidikannya, kehidupan sosialnya, dikarenakan disembunyikan oleh pihak orang tua, jika pemerintah mampu memfasilitasi pendidikan, kehidupam sosial yang aksesibel bagi anak disabilitas, tentu hal semacam itu tidak akan terjadi”, pungkasnya. (Irman)