Tidak Hanya Guru, Seni Kokedama Merangsang Minat Para Siswa.
Kabupaten ciamis
www tabloidfbi.com-H.Udin salah satu guru Matematika Mts Negeri 8 Ciamis, yang terletak di Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis yang pintar berkreasi mengkreasikan tanaman.
Ia saat ini menekuni kokedama, seni bercocok tanam tanpa menggunakan media pot berasal dari Jepang.
Apa itu Kokedama???
Kokedama ini berasal dari dua kata yaitu koke yang artinya lumut dan dama yang artinya bulat, jadi kokedama itu arti katanya lumut yang di bulatkan.
Ketika berkunjung ke sekolah Mts Negeri 8 Ciamis, disambut banyak jenis tanaman yang berjejer di depan kelas menjadi asri dan rimbun.
Jika dilihat lebih dekat, akar kokedama hanya dilapisi tanah dan dibalut dengan sabut kelapa kemudian ditali menggunakan benang hingga berbentuk bulat.
Dan itulah seni bertanam menggunakan metode kokedama, yang unik, tanpa memerlukan plastik atau pot, dan tidak memakan banyak tempat.
H. Udin menceritakan sebetulnya aktor utamanya ide Pak Kepala Sekolah yang memang hobi bertanam juga untuk menjadikan satu inovasi untuk di kembangkan di sekolah sebetulnya program kokedama itu bagian dari sekolah adiwiyata, yang bertajuk pada inovasi lingkungan
“Saya belajar sesuai arahan Kepala sekolah, belajar bagaimana caranya biar media tanam ini tidak cepat mati,” katanya kepada Tabloidfbi.com, Kamis (15/6/2023).
Kokedama menggunakan media lumut seperti namanya, percobaan membuat Kokedama ini terus di lakukan di sekolah.
“Kita gunakan sabut kelapa karena banyak yang tidak terpakai, juga lebih murah, lagian sabuk juga bisa menyimpan kelembapan yang bagus,” jelasnya.
Untuk membuat kokedama, harus disiapkan media tanamnya terlebih dahulu berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang, sekam dengan perbandingan 1:1.
Karena sedikit dan harga lumut yang mahal, ia kemudian mengganti dengan media tanah dan sabut kelapa.
“Akhirnya kita ganti dengan sabut kelapa karena banyak yang tidak terpakai, juga lebih murah, lagian sabuk juga bisa menyimpan kelembapan yang bagus,” paparnya.
Untuk membuat kokedama, harus disiapkan media tanamnya terlebih dahulu berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang, sekam dengan perbandingan 1:1.
Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk menjadi satu, kemudian baru diletakkan tanaman ditengahnya dengan cara dikepal berbentuk bulat.
Kemudian, dilapisi dengan sabut kelapa yang dengan spesifikasi masih berupa serat panjang dan tidak terlalu lembut.
Baru diikat dengan menggunakan benang jahit dengan warna yang sama dengan media tanamnya, dan diikat hingga benar-benar kencang.
Untuk mempercantik tampilan bisa diikat dengan menggunakan benang warna-warni.
“Cara perawatan lebih mudah, penyiraman cuma empat hari sekali, cuma dicelup di air selama 2 menit, ditiriskan dan bisa langsung dipajang lagi, kalau mau memupuk caranya sama,” terangnya.
“Kelemahan kokedama karena media tanamnya sedikit, pertumbuhannya tidak sebagus yang ada di pot atau di tanah, tapi tetap bisa menghasilkan buah, jika itu tanaman buah,” ujar H.Udin.
Menurutnya semua jenis tanaman bisa ditanam menggunakan metode kokedama, asalkan bukan tanaman air dan sekali panen.
Selain menyalurkan bakat, kreasinya juga ia kenalkan ke luar sekolah dan mendapat respon bagus baik di lingkup sekolah dan Kabupaten, nanti kedepan pasti akan dipasarkan.
“Kita wajibkan dulu baik guru dan wali kelas untuk membuat kokedama ini, dan alhamdulillah para siswa turut serta mengikuti cara menanam dengan metode kokedama ini, selebihnya untuk menyalurkan bakat siswa khususnya yang mencintai tanaman, apalagi sekarang ada kurikulum merdeka belajar, bisa mengapresiasikan kesana,” tukasnya.(*)
(Irmansyah)