Ketua DPRD Pangandaran Paparkan Gagasannya untuk Atasi Kekeringan.
Pangandaran
www.tabloidfbi.com-Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pangandaran (DPRD Pangandaran) Asep Noordin memiliki gagasan dalam mengatasi kekeringan yang terjadi di Kabupaten Pangandaran.
Asep Noordin mengatakan, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Pangandaran jadi persoalan serius yang kerap terjadi setiap tahun.
“Saya tidak menginginkan kedepan insiden kekeringan menjadi kejadian rutin ibarat kegiatan ceremonial,” kata Asep, Jumat (22/9/2023).
Ditambahkan Asep Noordin, sebagai Ketua DPRD, dirinya akan mendorong program berupa penanganan kekeringan melalui pembangunan air bersih untuk kebutuhan masyarakat.
“Air ini kebutuhan yang sangat vital betapa berharganya air dalam kehidupan masyarakat setiap waktu,” tambah Asep.
Melalui gagasan tersebut, Asep Noordin juga meminta kerjasama dan tanggung jawab seluruh pihak dalam mengatasi persoalan kekeringan.
“Perlu kolaborasi yang maksimal dari mulai tingkat Desa hingga Kabupaten dalam penanganan kekeringan yang jadi rutinitas tahunan di Kabupaten Pangandaran,” jelas Asep Noordin.
Pihak Desa hendaknya melakukan inventarisasi sumber air yang ada di lokasinya, lalu membuat perencanaan teknis secara detail.
“Secara historis, geografis Kabupaten Pangandaran tidak kekurangan sumber air, namun kemauan dan kemampuan yang belum kita miliki, sehingga ketika terjadi kekeringan, masyarakat sulit mendapat air bersih,” papar Asep Noordin.
Asep menerangkan, jika di suatu lokasi terdapat sumber air yang berada di kawasan Perum Perhutani, maka bisa dikerjasamakan karena untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Mengenai pendanaan dalam merealisasikan program penanganan kekeringan bisa dianggarkan melalui dana yang ada di Desa, APBD, Bantuan Provinsi dan Bantuan Pemerintah Pusat.
Data Kekeringan di Pangandaran
Berdasarkan data, kekeringan di Kabupaten Pangandaran tersebar di 7 Kecamatan dari 10 Kecamatan se Kabupaten Pangandaran.
Lokasi 7 Kecamatan yang mengalami kekeringan antara lain, Kecamatan Cimerak, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Parigi, Kecamatan Cigugur, Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Sidamulih.
Untuk Desa yang terdampak kekeringan ada 14 Desa terparah, namun ada 1 Kecamatan juga tidak keseluruhan dan ada juga satu Desa yang terdampak.
Kecamatan Kalipucang, ada 3 Desa yang warganya kesulitan air bersih yakni Desa Pamotan, Desa Bagolo dan Desa Kalipucang. Lokasi itu tidak terjangkau oleh PDAM dan hanya mengandalkan sumur resapan atau mata air namun kondisinya sekarang mulai surut.
Kini warga harus menunggu antrian suplai air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari Badan Penganggulangan Bencana Daerah atau BPBD. Kekeringan yang terjadi paling parah di Kecamatan Cijulang tepatnya di Desa Margacinta, kebutuhan suplai air kisaran 390 ribu liter.
Selain itu juga Desa Batukaras 70 ribu liter, Desa Cibanten 110 ribu liter. Untuk jumlah warga yang terdampak kekeringan mencapai 7.441 orang, 2.601 Kepala Keluarga dan 7.341 jiwa. “Sementara jumlah total liter air yang sudah disalurkan ke masyarakat ada 800 ribu liter,” pungkasnya. (*)
Penulis ; Irmansyah.